Suatu Hari Di Lingkungan Santa Klara
- spark
- Jan 30, 2019
- 2 min read
Updated: Feb 20, 2019
"Wujudkan Iman Dalam Karya"
oleh: Pak Anton RaingTukan
Acara Natal Bersama dan Serah Terima kepengurusan lama-baru Lingkungan St. Klara telah usai dan menuai kesan positif. Betapa tidak? Acara itu dipersiapkan hampir secara mendadak, kurang lebih dua minggu. Kepanitiaan yang disusun terkesan seadanya (baca: hanya orang-orang yang ada saat itu), setelah menghitung waktu yang tersedia serta memikirkan tempat, pula untuk mengambil momen yang tepat ketika warga bisa berkumpul semua, akhirnya muncullah angka tanggal dan hari serta tempat pelaksanaan.
Materi dan persiapan perform seolah tidak kebagian waktu lagi karena saling berkejaran, namun panitia yang dikomandoi seorang yang memiliki skill manajerial yang tinggi telah membuat tim yang terdiri dari Pak Iggy, Pak Seno, Pak Aris, Papi Sudin, Pak Banjar, PakDe, Bu Ina, Bu Tiwit, Bu Lina, Bu Sinta, Bu Dina dan Bu Yani bekerja dengan penuh antusias.
Akhirnya acara dapat berlangsung dan mengapa begitu sangat meninggalkan kesan? yakni peran BIA yang totalitas dalam performnya, Celine - perwakilan OMK yang tampil ciamik bermusik dan bercerita, Ibu-ibu yang sudah mengorbankan perasaan demi penampilan yang menguras harga diri serta juga PKG (Papa Klara Gembira) yang gokil, dan tentunya audiens yg beranimo sehingga membuat penampil tampil makin gokil.
"Wujudkan iman dalam karya" adalah tema dari acara itu. Terkesan tidak nyambung dengan apa yang terjadi dalam aktifitas itu, tapi saya secara pribadi bisa memaklumi bahwa kebanyakan orang tidak terbiasa dengan tema kegiatan. Maka sebetulnya sebagai sebuah pengalaman permulaan tak apalah. Namun sejatinya tema itu mau mengajak dan mengingatkan warga klara untuk tidak puas dengan hanya mengakui dan mengungkapkan imannya. Jangan merasa puas dengan yakin dan memiliki kesadaran sebagai orang katolik dan juga merasa sudah lengkap kalo sudah rajin ke gereja, ikut misa dan ibadat. Kita harus membuat iman kita memiliki wujud, yakni tindakan atau karya yang dilandasi kesadaran akan iman. Dengan cara itulah ungkapan iman, ikut misa, ibadat, dan doa mendapatkan kesempurnaanya. Jadi berkaitan dengan iman, ada Penghayatan, Ungkapan dan Wujud. Pemahaman ini lebih distink, mudah didalami dari pada pernyataan "Kebersihan sebagian dari iman". Ingat kata St. Yakobus iman tanpa perbuatan adalah mati.
Perform yang ditampilkan sungguh sangat menghibur dan mengungkapkan kebersamaan dan kesatuan umat (koinonia).
Dari pengalaman itu saya sendiri sebagai ketua lingkungan baru mendapatkan kepercayaan diri untuk berjalan bersama umat mencoba mewujudkan Visi dan Misi yang ditetapkan.
Kepanjangan yak? Ah pesan utamanya sih ajakan agar kita membuat iman yang kita hayati dan ungkapkan memiliki wujud dan hidup nyata dalam tindakan nyata dan karya.
Ayo kerja....kerja....kerja.
Yorumlar